Saturday, February 19, 2011

Kewirausahaan

"Kewirausahaan" oh Tuhan, aku benar - benar salah memilih mata kuliah ini. Bagaimana tidak ketika hari pertama masuk kelas, sang dosen sudah berceramah panjang lebar dan diakhiri dengan rentetan tugas yang menyeramkan. Salahnya diriku sih, waktu krsan langsung asal milih mata kuliah ini sebagai mata kuliah tambahan. Masalahnya kemarin jumlah mata kuliah wajibnya sedikit banget di semester ini. Sayang kan kalau semester ini hanya ngambil sedikit krs. Jadi aku nambal 2 mata kuliah pilihan dari 3 mata kuliah yang disediakan. Kan biar cepat lulus..hehe

Isi ceramah dosen kewirausahaan :
1. perkenalan
2. memuji perkuliahan hari ini masih dihadiri banyak mahasiswa padahal hari pertama masuk kuliah plus hari kejepit
3. menjelaskan aturan perkuliahan (tidak boleh begini, tidak boleh begitu, harus begini, harus begitu )
4. memberi penjelasan awal kuliah kewirausahaan ( kewirausahaan adalah bla..bla..bla..)
5. memberi motivasi yang bikin ati ciut...Pak dosen bener-bener motivator yang baik. Dengan penuh semangat membara dan suara yang lanang, beliau berulang kali meneriakkan kata - kata ini: "MODAL SUKSES WIRAUSAHA KUDU ULET LAN RAI GEDHEK". Pak dosen memotivasi dengan menceritakan berbagai kisah. Ada kisah beliau jualan minuman botol pas acara pendaftaran UMPTN, jasa private ke sana ke mari, usaha alat drum band, usaha kantin sekolah, belanja ke pasar tiap pagi, dsb. Waduh aku benar - benar jadi  minder. Aku tidak punya keberanian menawarkan barang ke orang lain. Aku mengidap penyakit malu. Aku tidak berbakat...wah pokoknya aku bener-bener salah masuk kuliah ini. Tapi mau bagaimana lagi, krsnya sudah tidak bisa dibatalin lagi.
6. Memberi tugas-tugas yang harus dilahap di semester ini, diantaranya presentasi dan diskusi materi, mengajukan proposal PKM-Kewirausahaan, dan yang paling aku takutkan adalah harus jualan produk atau apalah yang penting mengelola usaha. Waduh berarti di semester ini aku harus jualan?!?! Bukannya menganggap jualan itu hal yang buruk..sungguh bukan begitu. Tapi ya itu tadi aku tidak bisa nawar-nawarin barang. Nggak tega, kadang nggak bisa menawar harga, tidak bisa mempengaruhi orang lain untuk beli produk. Aku mending diam ngerjain sesuatu, asal nggak ngomong dengan orang lain, berkoar-koar jualan barang. Waduh kira-kira ada tidak ya usaha yang tidak perlu banyak ngomong??

Padahal sebenarnya sejarah kewirausahaanku tidak buruk juga (cie..bahasanya..). Kelas 4 SD ibu sudah mulai mengajari jualan coklat karena kebetulan di rumahku dulu banyak terdapat buah coklat.  Mula-mula aku harus memetik sendiri buat coklat itu. Kalau buahnya di bagian bawah, aku cukup memetiknya dengan tangan. Kalau buahnya agak tinggi, maka aku harus memanjat pohon untuk memetiknya.hihi…Kalau buahnya terlalu tinggi dan terletak di dahan yang rapuh, maka aku memakai sengget untuk memetiknya. Buah – buah coklat itu aku bawa menggunakan bagor atau ember atau cukup dibawa menggunakan tangan. Buah – buah itu lalu aku kumpulkan di belakang rumah untuk segera di buka dan diambil bijinya. Sebelum berangkat sekolah, aku menjual biji coklat dulu ke pasar pahing yang letaknya di depan balai desa. Aku berjalan riang menyusuri galengan di pinggir sawah. 

Lek niki dikeneken ibuk sade coklat”, ucapku waktu itu. 

Penjual itu langsung tanggap dan menimbang coklatku. Lumayan harga coklat waktu ini masih bagus. Per kg Rp 3500. Harga yang cukup tinggi saat itu. Aku pulang lagi ke rumah setelah berhasil menjual coklat itu. Sesampainya di rumah, aku menyerahkan uang hasil penjualan coklat kepada ibu, mandi (sst..jangan bilang-bilang ya, aku tidak pernah mandi kalau jual coklat ke pasar..hehe), dan siap-siap berangkat sekolah. Tentunya ibu tidak lupa memberiku uang saku hasil penjualan coklat untuk keperluan sekolah, seperti beli buku dan alat tulis. Tapi biasanya uang itu malah aku belikan manik-manik, karet yeye, neker,  sempe, cong, lempeng, dll ( mainan dan jajanan semasa kecil) hehe…

Kisah kewirausahaanku semasa kecilku yang lain adalah jualan kucir rambut. Kisah ini juga terjadi waktu SD kelas 5 dan ini adalah ide mbah putri. Simbah mengajari aku menjahit karena kata beliau, anak perempuan harus bisa menjahit biar tidak malu-maluin kalau jadi istri. Weleh..mbah udah jauh banget pikirannya waktu itu, aku kan masih kecil, masih imut, masih lucu dan belum dong masalah dewasa itu, hehe.  

Simbah mulai mengajariku menjahit dengan mengunakan tangan, kemudian berlanjut mengggunakan mesin jahit. Mula – mula mbah putri hanya mengajari menjahit kantong kain berbentuk segiempat kemudian berlanjut menjahit kucir rambut dari kain – kain bekas. Tadinya cuma iseng belajar menjahit, tapi ternyata hasilnya bagus. Aku semakin semangat karena sudah bisa menjahit kucir rambut. Aku lalu minta semua kain – kain bekas yang ada dan kemudian aku jadikan kucir rambut. Hore..hore..aku bisa jahit kucir rambut!! Kucir – kucir itu aku bungkus menggunakan plastik bekas undangan. Kemudian aku bawa ke sekolah untuk dijual kepada teman-teman. Saat itu tidak ada rasa malu di hatiku, yang ada hanya rasa senang. Apalagi teman-temanku merespon dengan baik. Mereka membeli daganganku. Asyik…^_^ 

Aku juga pernah jualan makanan waktu SD. Nama makanan itu adalah kerupuk kipas. Waktu itu ada saudara yang datang dari Surabaya membawa oleh-oleh kerupuk kipas mentah. Kerupuk itu sebenarnya untuk simbah tapi aku iseng goreng aja untuk coba-coba masak. Waktu kugoreng, kerupuk yang tadinya kecil berubah menjadi besar dan lebar. Pokonya kerupuknya bagus banget. Seumur – umur belum pernah liat kerupuk selebar itu dan berbentuk kipas dengan warna yang indah. Karena terpesona melihat indahnya kerupuk itu, aku jadi punya ide untuk menjualnya ke teman-teman sekolahku. Hasilnya tak jauh berbeda dengan kucir rambut. Lariss maniss.

Kisah lainnya hampir sama dengan jualan coklat. Ibu menyuruh aku pergi ke warung membawa dagangan beras dan kelapa. Karena masih kecil, biasnya ibu hanya menyuruhku membawa 5 beruk beras. Aku biasanya membawanya menggunakan tas lurik abu-abu dan aku gendong menggunakan jarik. Begitu juga dengan kelapa. Aku membawanya dengan jalan kaki ke warung Mbah Adi atau Bu Wasir. Karena berat, biasanya aku berhenti di tengah jalan untuk istirahat, tepatnya di bok kalen Bu Dukuh. Di sepanjang jalan, aku mengingat-ngingat apa aja yang harus dibeli nanti. Ketika aku sudah bisa naik sepeda, barang – barang yang mau dijual aku bonceng di sepeda.  Pernah suatu hari aku ke warung naik sepeda sambil membawa beras. Pulangya aku membawa minyak dan berbagai barang belanjaan yang lain. Sayangnya, aku membawa barang belanjaan tersebut dengan cara dicangklongkan di tangan kiri, sementara tangan kanan fokus memegang stang sepeda. Gubrak…Aku jatuh pas mau sampai di perempatan. Semua barang belanjaan berserakan di jalan. Aku lalu ditolong Pak Yadi yang kebetulan lewat di jalan itu. Tapi untungnya tidak ada yang luka serius, paling lecet – lecet:~

Kuakui massa SD justru lebih banyak yang aku lakukan berkaitan dengan kewirausahaan daripada  massa SMP. Aku benar – benar vakum berwirausaha sewaktu duduk di bangku SMP. Yang ada malah aku sibuk dengan berbagai kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah seperti OSIS, pramuka, drum band, KIR, TPA, cinta-cintaan dan tentunya main ke sana-ke mari. Aku mulai kembali mencoba jualan waktu aku duduk di SMA kelas X. Tadinya tidak ada niatan sama sekali, tapi gara – gara ibu jualan di kantin sekolahnya dan aku sering nganter kulakan ke pasar, maka aku jadi ikut-ikutan. Aku mencoba membawa dagangan manggar, roti, dan biscuit coklat ke sekolah. Mula – mula dagangan laris manis, tapi lama – lama teman-temanku sudah tidak beli lagi karena dagangannya sudah keburu habis aku makan sendiri, wkwkwk…parah. Jadilah aku berhenti jualan.. hehe.. Aku bener – bener tidak bakat jadi wirausahawan. 

Sejak saat itu aku sudah tidak pernah berjualan atau membuka usaha lagi. Apalagi entah sekarang aku malu mau ini itu. Tidak seperti dulu jaman masih SD-SMP aku termasuk anak pemberani dan tidak tahu malu. Tetapi kini aku harus berjumpa dengan kewirausahaan lagi. Kegiatan yang butuh keberanian, keuletan, dan rai gedek seperi kata dosenku. Tapi aku benar-benar malu, aku tak memiliki keberanian. Mau tidak mau aku harus berjuang, mata kuliah itu menanti di semester ini…Semangat..siapa tahu Allah menyediakan rencana lain, siapa tahu aku malah kesasar jadi pengusaha sukses. Tapi sebenarnya aku tidak punya keinginan muluk – muluk. Cukup kuliah ini lancar, aku sudah bahagia..





Wednesday, February 9, 2011

Es Krim Magnum

Magnum...
Pertama dengar nama ini saya pikir nama barnag elektronik atau apa. Ternyata ini adalah nama es krim keluaran Walls. Saya mendengarnya sekitar 2 bulan yang lalu ketika kami sedang kelompok bersama garap tugas bareng teman-teman. Saat itu dua temanku mau pergi belanja ke supermarket. Tiba-tiba temanku Novi titip magnum.

"Eh aku nitip magnum dong," kata Novi.
"Ih Novi sok kaya, belinya aja magnum." kata temenku yang lain.
"Novi, magnum itu apa to?" aku bertanya keheranan.
"Ih Mbak Aya, masak Magnum aja gak tau. Mbak Aya gak gaul nih," Novi menanggapi.

Setelah saya diejek-ejek, Novi baru menjelaskan kalau Magnum itu nama es krim yang baru ngetrend saat ini. Rasanya nyummi...dan harganya Rp 10 ribu. Saya pun mulai tertarik namun saat itu saya tidak ikut beli.

Beberapa waktu yang lalu, ketika saya ngantar ibu ngambi foto ke Eka Photo, ada tulisan magnum di tempat es krim. Ibu langsung mau belikan saya es krim magnum. Maklum saya sudah curhat ke ibu tentang es krim itu. Tapi saat itu saya malu plus tidak enak minta dibeliin es krim, padahal aslinya kepengen banget. Hehe..Jadilah saya tidak jadi dibeliin eskrim.

Minggu lalu, saat My Soulku datang, dia juga ngajak saya mampir supermarket. Dia mau belikan saya eskrim magnum juga ternyata. Tapi sayang, es krim magnumnya tidak ada...hiks..hiks...Tapi aku tetep makasih banget, sudah dibelikan eskrim yang lain. Hehe...

Sore tadi, sepulang dari kumpul KKN, tiba - tiba saya kepengen beli itu es krim, Mumpung uang sakuku utuh, karena tadi siang ditraktir makan Cahya. Niat banget..saya sendirian berangkat ke Mirota Gejayan. Sampai di sana langsung saya undlap - undlup nyari es krim magnum. Tapi kok tidak ketemu-ketemu ya...Saya lalu tanya kepada penjaganya.

"Mas es krim Magnumnya ada tidak?"
"Wah maaf Mbak, Magnumnya sedang kosong."

Hiks..hiks..gagal lagi mendapatkan es krim magnum.Semoga lain kali beruntung.....Diri ini sudah penasaran banget seperti apa rasanya es krim magnum. Kok sampai bikin heboh dan sulit dicari...

Bolak-Balik Jogja

Satu minggu terakhir ini saya harus bolak - balik Jogja untuk ngurus bimbingan krs dan observasi KKN. Rabu minggu lalu, saya bersama rombongan peserta KKN berangkat dari Jogja menuju SMP 4 Wonosari. Rombongan ini berkumpul di gedung UPPL dan berangkat pukul 07.40. Saya dan rombongan sampai di tempat tujuan pukul 08.50 menit. Kami lalu melakukan acara serah terima kegiatan observasi dan perkenalan dengan warga SMP 4 Wonsoari. Seusai observasi, kami makan bersama di rumah makan seafood di dekat SMP 2 Wonosari. hem..nyam..nyam..Setelah makan siang selesai, rombongan bubar sendiri - sendiri. Saya pulang ke rumah ponjong. Tiga teman saya yang lain pulang ke rumahnya (rumahnya sekitar wonosari), sedangkan enam orang yang lain pulang ke Jogja. 

Keesokan hari, yaitu hari kamis, saya, bapak, dan ibu pergi ke rumah bude di Sleman. Ada acara keluarga di sana. Kami berangkat dari rumah ba'da duhur. Sebelum ke rumah bude, kami mampir dulu ke kos, mau liat-liat kondisi pasca kemalingan. Sesampai di kos, alhamdulliah tidak ada barang yang hilang kecuali dua gembok kamar. Terpaksa bapak beli gembok dulu dan memasangnya di pintu kamar. Setelah semua urusan beres, kami melanjutkkan perjalanan ke Sleman. Kami sampai di Sleman sudah pukul 4 sore. Pukul setengah sembilan malam kami pulang. Saya tidak ikut pulang ke rumah. Saya diturunkan di kos karena esok pagi ada acara krsan dengan dosen, sedangkan ibu dan bapak melanjutkkan perjalanan ke rumah. Pukul 12 malam, bapak dan ibu baru sampai rumah. Di jalan ban mobil bocor jadi sampai rumah kemalaman.

Jumat pagi, tidak ada acara di kampus. Pak Puji, dosen pembimbing saya, bisanya krsan setelah solat jumat. Jadi pagi harinya saya hanya beres-beres kos, nguras aquarium, nyuci, baca novel, dan dengar radio. Ba'da duhur saya berangkat ke kampus mau krsan. Di kampus saya bertemu teman-teman yang juga mau krsan. Kami menunggu Pak Dosen cukup lama. Setelah menunggu satu jam lebih kami coba menelepon beliau. Sayangnya, tidak ada balasan dan tidak diangkat. Kami memutuskan untuk pulang karena sudah hampir jam 3 dan kampus mau tutup. Wah kalau tau begini, mending dari tadi pagi atau tadi malam saya pulang ke rumah dahh..Saya lalu terus pulang ke rumah ponjong. Alhamdullilah masih dapat bus kota di jalan Gejayan. Saya turun di  terminal Giwangan dan naik Bus Purwo Widodo. Menjelang magrib, saya sampai di rumah.

Sabtu sore, saya balik lagi ke Jogja. Saudara saya ada yang hajatan, mau nikah. Saya dan keluarga berangkat dari rumah pukul 4. Seusai acara, kami balik lagi ke Ponjong. Kalau tidak salah sampai rumah pukul 11 malam. Keesokan paginya saya ada acara FASI kecamatan di SD Ponjong 1. Kemudian Senin paginya saya acara observasi lagi di SMP 4 Wonosari. Kali ini saya sudah mulai observasi di dalam kelas. Hu..huh..hu..muridnya jail. Masak kita-kita yang udah tua digodain sama anak-anak SMP....

Senin sore saya berangkat ke Jogja karena Selasa paginya disuruh temenin Mbak Pipit ke laboratorium MIPA. Saya bermalam di Jogja. Untung kos tidak begitu sepi. Hanya sebagian anak kos saja yang mudik. Selasa pagi saya mencoba menghubungi Mbak Pipit. Tidak ada jawaban..Saya hubungi lagi..akhirnya ada jawaban. Tapi jawaban ini membuatku kecewa..hiks..hiks..Mbak Pipit tidak jadi ke laboratorium karena ada acara. Mbak Pipit ngajak ke laboratoriumnya hari Kamis aja. Waduh saya sudah jauh-jauh ke Jogja tapi kok tidak jadi. Ya sudahlah..saya kembali pulang ke rumah. Ngitung-ngitung ke Jogja jenguk ikan-ikan di kos, kasih makan biar tidak mati.Hehe...

Rabu pagi alias tadi pagi, saya observasi lagi di sekolah. Alhamdullilah observasi berjalan lancar. Seusai observasi, kami disuruh mampir ke rumah cahya di Wonosari. Asyik,,,kita disuruh maem mie ayam gratisss. Seusai makan kami berangkat ke Jogja karena sore harinya ada acara pertemuan kelompok KKN PPL di Rektorat. Sore hari saya berangkat ke rektorat untuk pertemuan. Saya berangkat telat karena ketiduran, hehe. Tapi ternyata setelah sampai si sana, hanya ada 2 orang yang datang. Ditambah saya dan cahya jadi 4 orang. Pertemuanpun gagal dilaksanakan. Waduh...saya kecelik lagi datang ke Jogja.

"Kalau tahu begini, tadi tidak usah jauh-jauh datang ke Jogja," ujar Cahya satunya.

Ya sudahlah..kita tidak bisa memutar waktu. hehe...Kami lalu bubar.

Kini, hingga saat ini saya menulis di blog ini, saya masih menunggu kabar dari Mbak Pipit. Sejak sore tadi sudah saya hubungi dia tentang acara esok pagi. Semoga kali ini acaranya jadi terlaksana. Biar saya tidak sia-sia bolak - balik Jogja. ^_^


Monday, February 7, 2011

Bayar SPP

Akhir semester merupakan saat yang menyenangkan sekaligus menyusahkan. Senangnya adalah ketika kita bisa liburan semester, dapat nilai ujian bagus, tidak ada tugas, tidak ada responsi, tidak ada praktikum, dll. Susahnya yaitu kita berpisah dengan teman-teman kuliah, tidak ada uang bulanan, dan harus bayar SPP.

Kali ini aku mau berbagi tentang pengalamanku bayar SPP. Dulu aku bayar SPP tidak perlu minta orangtua, namun satu tahun terakhir beasiswaku tidak lolos. Semester 3 nilaiku anjlok, hehe...sedangkan nilai teman-teman lain malah naik. Mau tidak mau aku harus minta uang ortu untuk bayar SPP. Sebenarnya tidak minta, bapak ibu selalu memberi materi tanpa aku minta. Hikzz...hikzz,...maafkan aku Pak, Bu....

Uang SPP sudah aku dapat, namun aku belum bisa membayarkannya ke bank. Maklum beberapa hari ini aku baru bolak balik kampus-smp 4 wonosari, ngurus persiapan kkn. Akhirnya barulah hari Jumat kemarin aku mau bayar SPP. Itu adalah hari terakhir pembayaran. Sungguh memalukan, baru kali ini bayar mepet. Biasanya hari pertama atau kedua, aku sudah bayar. Bayarnya juga di bank BNI Wonosari, trus diantar ibu. Ibu seneng ikut ke bank BNI. Katanya biar bisa ketemu pegawainya yang ramah-ramah.^_^

Pukul 6 pagi aku sudah mau bersiap mandi. Namun aku masih tertahan malas di kamar mbak Retno. Maklum semalaman bobok nemanin mbak Retno sampai larut. Mbak Retno trauma, semalaman tidak bisa tidur karena laptopnya habis dimaling. Rencana mandiku jadi mundur jam 7. Aku sudah bersiap bawa handuk dan perlengkapan mandi, namun aku kurang beruntung. Air di kamar mandi mati. Hanya tersisa satu ember air. Lalu pas saya udah mau masuk kamar mandi, saudara dek Mutia mau mandi karena udah mau balik ke Wonogiri. Akupun nyuruh dia mandi duluan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.30. Aku harus segera mandi, biar cepet berangkat ke bank, biar sampai di sana sebelum jam 8 alias sebelum bank buka. Aku menunggu saudara dek mutia dengan putus asa. Kayaknya air satu ember sudah habis untuk mandi. Pompa airpun tak kunjung nyala. Aku duduk di depan kamar, ketika Pak Kos menyapa membawa berita buruk.

"Mbak Cahya maaf nggih pompane nembe didandani. Dadine suwe kayake Mbak."

Aku semakin cemas. Akupun mengambil keputusan kalau aku gak mandiiiii.Hehe.Aku cuma cuci muka dan gosok gigi. Tapi walaupun gak mandi tetep dandan necis, hehe. Jam 7.45 aku sudah siap berangkat. Pintu sudah aku kunci, tinggal pakai sepatu. Tiba - tiba Nela datang mau minta obat sakit mata. Aku kembali lagi ke dalam kamar, nyari-nyari obat. Akhirnya ketemu dan kami berangkat bersama ke bank. Aku dibenceng oleh Nela. Kami sampai di bank pukul 08.05. Kami kaget, antrian sudah panjang banget...huhu..Aku dan Nela lalu antri. Aku antrian sekitar nomor 30. Waduh moga-moga orang-orang disekitarku tidak bau, kan aku belum mandi, hehe...

Aku terus berdiri menanti antrian ini sampai padaku. Sekitar satu jam kemudian aku sampai di depan teller. Deg...hatiku langsung nratap. Petugas telernya mirip banget sama seseorang yang udah lama bertahta di hatiku. Huh...aku sudah susah-susah melupakannya, sekarang aku jadi keingat lagi gara-gara petugas teller itu mirip dia. Aku sampai tak konsentrasi, ngogi ngambil uang. Parah...Akhirnya aku bisa terlepas dari ini semua. Aku sudah selesai bertransaksi dan segera meninggalkan bank. Aku kemudian berjalan sendirian, menusuri jalan gejayan, kembali menuju kos. Di jalan, aku sudah pengen nangis tapi malu banyak orang.

Sesampainya di kos aku nangis terus aku tertidur, dan aku tutup dengan mandi sepuasnya. 
Melupakan semuanya.........

Tuesday, February 1, 2011

KKN

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ? berharap tidak seperti itu…
Kuliah Kerja Nikah ? cita- citanya sih seperti ini…
Kuliah Kerja Nyata? Nah ini yang kumaksud^_^

Kuliah Kerja Nyata merupakan suatu program yang dibuat suatu perguruan tinggi untuk mengaplikasikan ilmu yang kita dapat di bangku kuliah dalam kehidupan masyarakat yang sebenarnya. Kegiatan KKN merupakan ajang pencarian pengalaman nyata. Ini merupakan kesempatan yang bagus untuk para mahasiswa. Saya sebentar lagi juga akan mendapatkan kesempatan ini. Sunggu tak terasa begitu cepatnya saya sudah akan menapaki tahap ini. Dulu biasanya Cuma bisa dengar cerita dari kakak-kakak kelas, dari saudara, dari teman-teman, tapi sekarang aku sendiri yang akan mengalaminya. 

Di kampus tempat saya menuntut kenaikan gaji, eh salah menuntut ilmu maksudnya^_^, kegiatan KKN diikuti dengan kegiatan PPL. PPL atau Program Pengalaman Lapangan adalah program yang cenderung lebih mengutamakan pencarian pengalaman bagi seorang guru dalam proses pembelajaran, sementara KKN lebih cenderung bekerja dan berorganisasi dalam dunia nyata di sekolah.

Kegiatan KKN dan PPL ini akan dilaksanakan pada awal Juli 2011. Amin…. ( kalau matakuliah pengajaran micro lulus, kalau tidak ya batal KKN PPL, hihi). Adapun tahap yang harus kulalui untuk menuju KKN-PPL diantaranya :
1. Lulus mata kuliah Teknologi Pembelajaran IPA dan praktikumnya.
( kalau tidak lulus mata kuliah ini, maka tidak bisa mengambil mata kuliah Pengajaran Micro IPA..hikz..hikz)
2. Lulus Mata Kuliah Pengajaran Micro IPA dengan nilai minimal B.
3. Mencari info di UPPL tentang KKN-PPL.
(jadi ingat nunggu kaya orang ilang di depan pintu kantor UPPL sama Ana Hera, mau masuk takut karena aku cuma pake switer dan Ana pake sandal^_^)
4. Minta uang orang tua untuk bayar KKN-PPL
(Maafkan daku Pak, maafkan daku Bu…)
5. Bayar KKN
(Bayar biaya KKN-PPL Rp 200 ribu ke Bank BPD DIY. Alhamdulillah saya beruntung, pembayaran lancer, antrian belum panjang)
6. Pendaftaran Online
(Tahun ini merupakan tahun pertama UNY menerapkan pendaftaran KKN-PPL secara online. Kami dipersilahkan mendaftar sesuai keinginan sendiri. Kami harus cepet-cepetan boking sekolah. Alhamdulillah saya dapat di daerah Wonosarai. Tak ada 10 menit, teman saya yang ingin jadi satu denganku sudah tidak bisa lagi mendaftar di tempat itu. Dia langsung terlempar ke sekolah lain di Jogja. Teman-temanku yang lain juga mengalami banyak incident pendaftaran secara online.)
7. Pengumuman Penempatan
(Pada pengumuman ini akan disajikan info tentang sekolah, teman-teman dalam satu sekolah dan dosen pembimbing lapangan)
8. Pencarian Anggota Kelompok
(Karena KKN-PPL terdiri dari berbagai mahasiswa antar jurusan, maka kami harus mencarinya agar berkumpul menjadi satu. Ada yang mencari lewat fesbuk, ada yang tanya teman, dan ada yang cari di kantor polisi. Hehe bukan…)
9. Pertemuan Pertama
(Pertemuan pertama dengan anggota kelompok dilakukan di UPPL. Saat itu dari 10 orang anggota kelompok, baru 6 orang yang datang. Alhasil kami tidak bisa membentuk susunan pengurus kelompok. Kami baru kenalan dulu)
10. Pertemuan dengan Dosen Pembimbing Lapangan
(Pertemuan ini dilakukan tanggal 31 Januari alias sore tadi di Pendopo Tedjakusuma. Pada pertemuan kali ini, semua anggota kelompok bisa hadir. Kami lalu membentuk susunan pengurus. Waduh aku dijadikan sekretaris….hiks…hiks. Acara dilanjutkan dengan pemberian arahan dari Pak Sasongko)
11. Bimbingan Jurusan
(Kegiatan ini akan dilakukan tanggal 1 Februari atau besok pagi jam 07.30. Kita sudah harus siap dengan rok hitam, kemeja putih, dan sepatu tinggi. Sepatu sudah dibelikan ibu beberapa bulan yang lalu. Rok pake roknya ibu pas jaman masih muda. Kemeja putih baru beli minggu lalu di Malioboro dan jilbab hitamnya?kemana ya?kok tidak ada?aduh ternyata ketinggalan di rumah, aku malah bawa jilbab hitam yang bermotif. Untung dapat pinjaman dari Mbak Destri.Yes…lengkap sudah)
12. Penyerahan Kegiatan Observasi
(Kegiatan ini akan dilakukan besok tanggal 2 Februari. Sebelum jam 9 kita sudah harus sampai di sekolah, SMP 4 Wonosari. Semoga acara besok berjalan lancar. Amin)
13. Observasi
( Pelaksanaan 2-16 Februari….wah tidak bisa liburan nih,,,)
14. Pengajuan Proposal KKN PPL
( Insyaallah Maret….)
15. Penyerahan KKN PPL
(Awal Juli 2011 )
16. Pelaksanaan KKN PPL
(Pelaksanaan awal Juli – pertengahan September 2011. Ya Allah mudahkanlah jalan kami. Aku takut besok akan seperti apa, aku belum kenal teman-teman sekelompok, aku takut berbicara di depan kelas, aku malu dijaili anak-anak, aku ingin belajar jadi guru yang baik. Bantu aku Tuhan…)
 
Gejayan, 31 Januari 2011

Boneka Mbah Putri

Malam ini Mbah Putri pulang dari Jakarta. Kami dengan gembira menyambut kedatangannya. Kepergiaan Mbah Putri selama dua minggu telah membuat kami semua rindu. Rindu akan semangatnya, suaranya, tingkahnya yang lucu, dan tentu saja masakannya. Mbah Kakung sepertinya juga tak sabar menunggu kedatangan Mbah Putri. Maklum selama tidak ada Mbah Putri, dapur sepi, tidak ada suara teriakan, tidak ada tingkah manja Mbah Putri kepada Mbah Kakung.

 Selama ditinggal Mbah Putri, Mbah Kakung layaknya pemuda yang sedang ditinggal kekasihnya. Tiap hari telpon Mbah Putri. Trus kalo telpon sambil tertawa-tawa mendengar Mbah Putri cuma bilang hola-halo karena pendengaran Mbah Putri sudah berkurang. Sudah dibelikan alat bantu dengar yang mahal, Mbah Putri malah tidak mau pakai, hehe….
 
 “ Mbah wis maem urung?” tanya Mbah Kakung.
 “ Opo Mbah?” sahut Mbah Putri.
 “ Wis maem urung?” Mbah Kakung mengulangi.
 “ Sarung ?” Mbah Putri bertanya lagi.
 “ Hehehe…” Mbah Kakung tertawa, begitu juga aku dan ibu yang mendengar percakapan mereka.
 “ Mbah ojo rewel yo neng kono,” Mbah Kakung bertanya lagi….dst.

Akhirnya Mbah Putri sampai juga dirumah bersama anak perempuannya, Bude Esti. Mereka berdua naik Kereta Senja dan dijemput bapak di stasiun sore tadi. Kini saatnya kumpul bersama di rumah simbah. Mbah Kakung lalu meledek Mbah Putri, menanggapi Mbah Putri yang datang dari Jakarta. Mbah Putri lalu dengan semangat menceritakan pengalamannya di Jakarta. Di akhir cerita, beliau lalu mengambil sesuatu dari salah satu tas bawaannya. (wuitz…simbah bawa 7 tas dari Jakarta, entah apa isinya) Kami semua dibuatnya penasaran. Dengan wajah gembira, Mbah Putri lalu meletakkan sebuah boneka di atas meja. Ibu heran lalu bertanya,
 
“ Mbah niku bonekane Tiara napa Dewa?”
 “ Dudu, iki boneka sing tuku neng Mall,” jawab Mbah Putri.
 “ O..boneka niku kangge hadiah Quinsa to?” ibu bertanya lagi.
 “ Yo ora, mau mampir neng omahe Quinsa, bonekane ora ditokke, bonekane isih neng tas” Bude Esti menimpali.

Mbah Putri dengan bangganya bercerita bahwa boneka itu bukan untuk siapa – siapa. Boneka itu untuk dirinya sendiri, sebagai oleh-oleh dibawa pulang ke rumah. Saat berjalan-jalan di Mall, Mbah Putri mau dibelikan sandal tapi tidak ada yang cocok. Mbah Putri malah terpikat oleh boneka itu. Saat melihat boneka itu sedang menari – nari di etalase toko, Mbah Putri langsung minta dibelikan boneka itu. Waduh kok malah menyaingi anak kecil ya…^_^ Tapi sebenarnya niatnya baik, bahkan mungkin brilian. Boneka itu mau dijadikan pajangan di rumah. Kalau ada cucu-cucunya yang datang, boneka itu akan dihidupkan agar menari, pasti cucu-cucu akan senang. Kalau sandal di mana – mana ada, tapai kalau boneka unik seperti ini jarang adanya, ucap Mbah Putri. Mbah Putri lalau memencet tombol pada boneka itu. Boneka itu lalu menari dengan lucu. Kamipun hanya tertawa.

Boneka Mbah Putri 
 
 
Mbah Putri memang lucu. Tidak hanya karena boneka ini tapi juga banyak kejadian lain yang lebih lucu. Seperti saat di Malioboro, Mbah Putri merengek minta turun mau beli maianan bentuk tanaman yang bias gerak-gerak karena tenaga surya. Padahal saat itu Mbah Putri mobil baru di tengah jalan raya terjebak kemacetan. Saat aku mudik ke rumah, Mbah Putri sering ngajak muter-muter boncengin pake motor. Aku disuruh nganter ke mana – mana. Paling sering ke ngalas Jambe. Pokoknya lucu sekali Mbah Putri, manja-manja lucu, sedangkan Mbah Kakung jadi sosok yang pengayom, dewasa, dan sabar ngemong Mbah Putri. Hehe jadi kebayang aku besok kalau sudah tua gimana ya?^_^