Saturday, April 17, 2010

I Love My Parent

Apakah kita sudah mengerti tentang orang tua kita???Jika pertanyaan itu ditujukan kepada saya, maka saya akan menjawabnya BELUM!!!Ya saya belum mengerti akan besarnya kasih sayang orangtua yang selama ini telah diberikan kepada saya. Saya belum terbayang akan pengorbanan orangtua yamg begitu besar.

Orangtua, ayah – ibu kita adalah sosok berjasa yang telah mengantarkan kita menjadi seperti ini ( entah pribadi yang jelek atau buruk ). Terlepas dari jelek buruk pribadi kita, orangtua tetaplah sosok manusia yang berjuang melawan maut demi mengantar kita ke dunia. Terlebih sosok ibu. Ibu, ibu, dan ibu, wanita berani yang mempertaruhkan jiwa raga hingga kita sampai ke dunia.

Saya sedikit mendapat bayangan tentang pengoraban ibu ketika beberapa hari lalu saya berkunjung ke rumah teman saya. Tak kala matahari siang mulai tergelincir, saya datang bersama serombongan teman ke sebuah rumah. Rumah tersebut adalah rumah suami teman saya. Teman saya, panggil saja Idia adalah teman sekelas semasa saya SMP. Tiga tahun bersama di bangku SMP, membuat saya melewati berbagai kenangan indah bersama Idia. Kelompok belajar bersama, lotesan, berkeliling daerah dengan sepeda, dan mengaji adalah sebagian kecil dari kenangan indah kami. Sekarang masing – masing kami sudah berpisah jalan menempuh kehidupan.

Sore ini, Idia yang akan saya kunjungi bukan lagi siswa SMP tapi dia sudah menjelma menjadi wanita dewasa, bahkan sudah menjadi sesorang ibu. Maksud kunjungan saya tentunya berkaitan dengan kelahiran putri Idia yang pertama. Bersama teman – teman semasa SMP dahulu, saya datang kemari untuk menengok Idia dan putrri kecilnya.

“Assalamu’alaikum…”, ucap Khusnul sesampai di rumah Idia. Tak lama kemudian Idia keluar sambil menggendong bayinya. Dia lalu mempersilakan kami masuk dan duduk. Kami lalu antusias menanyakan keadaan Idia dan putrinya. Dari perbincangan yang telah kami lakukan, hati kecil saya mulai sedih. Terlebih ketika Idia menceritakan betapa sakitnya saat proses melahirkan buah hatinya.Pisau, sakit, nyeri, suster, darah, dan kematian adalah kata – kata penghias perjuangan seorang ibu melahirkan bayinya. Saya tidak kuat mendengar cerita Idia. Selama ini saya hanya biasa saja mendengar cerita dari orang – orang, namun kali ini cerita itu berasal dari sahabat saya sendiri. Akhirnya hati saya mulai terketuk, mulai menangis.

Oh Ibu…begitukah perjuanganmu melahirkan saya dahulu??Sungguh perjuangan besar. Entah bagaimana kelak saya akan membalas perjuanganmu. Sekelumit cerita dari Idia membuat saya sedikit mengerti tentang perjuanganmu. Namun yang saya tahu barulah sebagian kecil. Tentu masih banyak yang belum saya ketahui apalagi saya mengerti.

Mengerti akan perjuangan orangtua kita tidak hanya sekedar tahu apa yang telah mereka lakukan. Namun mengerti justru sangat perlu akan adanya sikap dan proses untuk menanggapi apa yang telah diberikan orangtua kepada kita. Saya sendiri adalah orang yang tergolong tidak mengerti orangtua. Cerita Idia tadi hanya menambah sedikit gambaran saat perjuangan melahirkan bayi oleh seorang ibu. Belum perjuangan lain mengasuh, mendidik, merawat saat sakit, mencari uang untuk nafkah keluarga, dll.

Ya Allah yang Maha Penyayang, sayangilah orangtua kami, seperti mereka menyayangi kami.

Ya Allah yang Maha Pandai, pandaikan diri kami untuk mampu mengerti betapa besarnya perjuangan orangtua kami.

Ya Allah yang Maha Pengampun, ampuni dosa kedua orangtua kami dan dosa kami kepada mereka.

Ya Allah, kabulkanlah permohonan kami.

Amin.

No comments:

Post a Comment