Monday, April 11, 2011

Tamasya ke Rs Sardjito Part 3

Kawan, lagi - lagi aku harus tamasya ke Rumah Sakit Sardjito lagi. Begini kisahnya....

Allah sedang memberikan ujian kepada salah satu hambanya. Seorang janda tua yang hidup dalam kemiskinan diuji dengan penyakit kanker otak...KANKER OTAK.....Penyakit yang mengerikan, yang tak punya perasaan, yang tumbuh di tubuh tanpa ijin, yang merebut asupan makanan bagi sel tubuh, lalu akhirnya membunuh sel tubuh itu sendiri. Letak penyakitnya juga tak main-main, terletak di otak, pusat koordisasi manusia.

Keluarga dan juga sang ibu tua ternyata tidak mau menyerah. Mereka lalu berobat ke Rs Sardjito. Setelah cukup lama dirawat inap dan melakukan berbagai perawatan akhirnya dokter memutuskan akan melakukan operasi pengangkatan kanker pada otak ibu tersebut. Pihak keluarga masih ragu dengan rencana operasi ini. Kemungkinan berhasil yang kecil dan juga keterbatasan biaya adalah faktor utamanya. Namun ternyata lagi- lagi keluarga ini tidak mau menyerah. Demi kesembuhan sang ibu akhirnya rencana operasi disetujui.
Operasi telah dilaksanakan.....
Sang ibu masih dalam keadaan koma...


Siang itu, saya, bapak, ibu, dan seorang teman ibu datang menjenguk ibu itu yang tak lain adalah orangtua teman ibu. Kami tiba di Rs Sardjito sekitar pukul 2 siang. Kami lalu mencari ruang tempat dirawatnya ibu tersebut dan ternyata masih di rawat di ruang ICU. Dari tempat parkir, kami berjalan menuju gedung rawat inap dilanjutkan naik ke lantai 2 dan akhirnya sampailah kami di ruang ICU.

Pintu ruang ICU tertutup rapat. Sesekali kami melihat orang masuh ke dalam ruang ICU melalui pintu itu namun terlebih dahulu memencet kode pada tombol di dekat pintu. Alhamdulillah tak lama kemudian keluarga pasien datang menjemput kami. Kami lalu masuk ke ruang ICU secara bergiliran. Setiap pengunjung diwajibkan memakai seragam untuk menjenguk. Karena saya paling kecil maka saya dapat giliran paling akhir bersama bapak. Akhirnya sampailah giliran saya untuk menjenguk. Ya Allah, sungguh aku tak tega melihatnya. Tubuh ibu itu sungguh terlihat lemah dan kurus. Selang - selang berlomba menancap di kepala, tangan, hidung, dan dadanya. Rambutnya telah dicukur habis. Jahitan bekas operasi dan beberapa balutan perban masih berada di kepalanya. Karena ngeri, saya langsung lari keluar duluan. 

Setelah selesai menjenguk, saya terlebih dahulu diantar ke kost. Setelah mengantar saya, bapak dan ibu lalu pulanng ke rumah.

Alhamdullilah beberapa hari setelah kami datang menjenguk, kami mendapat kabar bahwa ibu tersebut sudah dibawa pulang, keadaanya membaik, dan biaya perwatan - operasinya GRATISS...

Sungguh betapa kesehatan itu adalah anugerah yang sangat berharga.........





No comments:

Post a Comment