Tuesday, October 19, 2010

For You

Senyum kedamaian nan menghiasi wajahmu masih terpampang jelas di sanubari. Lugu yang melekat di kalbumu, tawarkan keras dunia. Aku masih mengingatmu..saat ini..dan semoga untuk selamanya.

Aku tak pernah tahu, barisan karakter huruf kecil yang yang kirimkan padaku lewat pesan singkat saat itu, adalah pesan terakhir darimu. Malam itu, bersama dingin di musim bediding, pesan darimu menghampiriku ketika aku mulai terlelap. Barisan kalimat sederhana, doa, dan ternyata adalah sebuah kata pamit. Kau tulis doa untuk kebahagiaanku dalam pesan itu. Kau sematkan kata-kata indah pengantar tidurku dan yang selalu membuatku bersedih, kau memintaku untuk tidak menghapus pesan itu.

Kau nan jauh di sana, aku tidak mengira jika tidak ada 24 jam setelah kau  mengirimkan pesan itu, aku harus mendapat sebuah pesan lagi. Pesan yang menohok hati. Pesan bahwa engkau tlah pergi..selamanya dari dunia ini...

Kakak perempuanmu meneleponku sore itu. Sambil menangis, merintih, mengabarkan nyawamu tak bisa tertolong lagi. Kakakmu mengabarkan kau meninggal, karena kecelakaan, tertabrak truk, dan jasadmu hancur..

Aku berjalan sempoyongan mendatangi rumahmu. Rumah yang sederhana ,penuh keteduhan jiwa-jiwa yang menghuninya. Namun..aku tak bisa melihatmu untuk yang terakhir. Kau telah dimakamkan beberapa saat ketika aku datang.Aku hanya bisa mendapati keluargamu. Ibumu dan kakakmu mendekap aku sambil menangis tersedu. Aku terpana, sedih, terluka..

Namaku tlah engkau tulis di keluarga. Kau rengkuh diriku menjadi bagian keluargamu. Hingga ibu dan kakakmu mendekapku seperti itu. aku sendiri justru tak mengerti, apa yang terjadi..

Hingga 3 tahun setelah engkau pergi, aku masih selalu datang menjenguk ibu, ayah,kakak,dan si kecil Via. Aku juga masih datang ke makammu, membawakan seikat bunga yang aku rangkai dari rumah untuk kutaruh di atas nisanmu.
Selamat jalan Tri Endarto...




No comments:

Post a Comment