Wednesday, November 10, 2010

Pawana in Memoriam

Pawana, 
lama tak mendengar kabarmu
lama tak bersua denganmu..

dengan segala keterpurukanmu saat ini
dengan segala konflik yang ada

aku masih mengenangmu,
ya hanya itu..
hanya bisa mengenangmu..
kutak pernah lagi menjengukmu..
maafkan aku

Pawana,
berjuta terimakasih dari lubuk hati
kau berikan secercah pengalaman untuk melihat alam
kau ajari diriku yang manja melihat dunia luar
kau paksa diriku yang lemah tuk mengarungi lembah dan pegunungan

teman-teman dan kakak seniorku mungkin juga selalu ingat diriku
yang selalu merepotkan,
yang selalu dibawakan tas ranselnya saat jalan,
yang menggigil kedinginan di dalam bivak,
yang selalu diberi coklat,
yang jarang ikut kegitan outdoor,
yang lemah,
yang takut ular,
yang diamanahi sebagai sie pendidikan teori tapi nol secara praktek,
yang penakut dan sering jatuh..

aku akan slalu ingat
ketika aku dipaksa makan sayur begonia yang begitu berlendir,
sate siput,
oseng rumput,
sarden dengan sumpit lidi..

aku akan selalu ingat
ketika kita bermain di pantai nggreweng,
ketika aku jatuh dibonceng endar menuju langgeran,
ketika kakiku harus dijahit karena tertusuk kayu di nggreweng
ketika lemas di tengah jembatan ketika bermain tali,
hingga aku diberi nama "petan" peri jembatan

aku masih ingat makan bersama pakai daun pisang,
mengintai mbak cella yang hampir punah,
menyuci bertumpuk mangkok penjual bakso pasar wonosari,
dimandikan air kembang ditengah lapangan,
mengupas berkilo-kilo bawang merah di pasar,
mengambil sampah keliling kota dan di sungai jirak,

aku mengingatmu,
yuni yang selalu menemaniku,
pak yerry yang selalu bersemangat memberi motivasi,
ava sang ketua,
damar yang berjibaku dengan segala medan,
sartika yang berbagi kehangatan,
adita yang manis,
wulan sang komandan konsumsi,
afit yang sering bolos seperti diriku,
yudhis sang kera sakti,
simbah ridwan kolor ijo,
suke yang pantang menyerah,
indra yang pemberani,
dan semuanya..
engkau serpihan kenangan termanisku..











2 comments: