Friday, March 30, 2012

Menyesal Mengeluh

Saya sering mengeluh beberapa waktu terakhir ini. Padahal semasa SMA, saya menjadi wonder women, wanita yang kuat, yang tidak mudah mengeluh (cie...sok gaya..).
Pas SMA.....
  • Saya tidak mengeluh harus berjalan puluhan kilometer untuk survei acara pramuka.
  • Saya tidak mengeluh ketika dikritik teman-teman.
  • Saya tidak mengeluh ketika waktu saya habis untuk berbagai acara ekstra-sekolah-les-dll.
  • Saya tidak mengeluh ketika uang jajan pas-pasan.
  • Saya tidak mengeluh ketika baju-tas-sepatu saya rusak.
  • Saya tidak mengeluh ketika dimarahi-dicaci maki orangtua wali karena tidak sesuai dengan keinginan tentang kegiatan ekstra.
  •  Saya tidak mengeluh tiap minggu harus keliling umbulrejo untuk ngaji Irmas.
  • Saya tidak mengeluh ketika disuruh makan rumput.
  •  Saya tidak mengeluh ketika uang habis untuk nomboki kegiatan ekstra.
  • Saya tidak mengeluh ketika dimarahi guru pembimbing.
  •  Saya tidak mengeluh ketika harus berjualan makanan ringan di sekolah.
  • Saya tidak mengeluh karena teman-teman, adek kelas, guru, orangtua, dll sering komplain.
Pas jaman kuliah, saya menjadi sosok yang pendiam. Berbeda dengan jaman SMA, saya dulu berani berbicara berbicara di depan umum, memimpin upacara, memimpin rapat, dll. Kini saat kuliah sifat pendiam yang diturunkan oleh bapakkku ini lebih dominan dalam hidupku. Saat kuliah ini saya seolah dijadikan kakak, atau orang yang lebih dewasa dari teman-teman lain,, atau entah apa, yang jelas mereka mengganggap saya punya pemikiran yang lebih dewasa, sosok yang mengayomi, makanya saya dipanggil “Mbak” oleh teman-teman seumurku bahkan teman yang lebih tua dariku. Eh apa karena mukaku udah keliahatan tua ya?hehe...Katanya mereka sih saya itu sosok yang keibuan..(hoa....huoa...) ngawur kali...


Pas kuliah...
  •  Saya jarang ngomong di depan umum.
  •  Saya jarang berdebat dengan teman dan hanya mengikuti apa yang mereka mau.
  • Saya langsung mengerjakan sesuatu tanpa banyak ngomong.
  • Saya tidak mengeluh karena banyak tugas (mungkin mengeluh sedikit) tetapi saya langsung mengerjakan.
  • Saya tidak mengeluh tidak bawa motor saat kuliah di Jogja.
  • Saya tidak mengeluh mengerjakan tugas sendiri atau tugasnya orang lain.

Akhir-akhir ini,

  • Saya masih menjadi sosok yang pendiam namun sudah mau berbicara lebih banyak daripada dulu.
  • Saya suka mengeluh karena masalah skripsi.
  • Saya suka mengeluh karena tidak ada motor.


Menyesal mengeluh...
  • Saya menyesal mengeluh masalah skripsi kepada kekasih hatiku. Kasihan Ms DP, terbebani oleh masalah skripsiku. Yang paling parah acara mengeluhnya pake nangis-nangis segala.
  • Saya menyesal mengeluh masalah cinta kepada orangtuaku. Saya sering nangis-nangis kepada ortu karena sebel Ms DP yang jarang sms, yang kurang ini, yang kurang itu, dll.
  • Saya menyesal mengeluh kepada Tian siang kemarin ketika saya mau mudik. Saya mengeluh karena dosenku minta ini-itu.
  • Saya mengesal mengeluh kepada Rere beberapa bulan lalu karena masalah dosen.


Instropeksi...
  • Mohon maaf kepada Ms Dp yang selalu saya bebani dengan keluhanku. Terimakasih selama ini engkau sudah menjadi penopang hati dengan segala kesabaran, kebaikkan dan kedewasaanmu. Aya akan belajar menjadi orang yang kuat, yang gak mudah mengeluh.
  • Terimakasih bapak ibu atas kasih sayangmu sayang selalu mengalir padaku. Maafkan anakmu ini yang masih suka mengeluh. Adek sayang kalian. Adek ingin membahagiakan kalian...
  •  Tian, Rere, ataukah teman lain yang saya lupa pernah saya keluhi, saya minta maaf. Saya menyesal sekali telah mengeluh, terutama mengeluh kepada Tian, karena saat itu Tian belum penelitian, eh saya yang sudah bisa penelitian malah mengeluh, bukannya bersyukur. Oh bodohnya diriku...bersyukur...alhamdulillah ya Allah.
  • Mengeluh harus dikurangi deh, tapi bagiku mengeluh oh mungkin lebih tepatnya curahan hati, itu adalah sebuah kebutuhan.  Sebagai manusia terutama cewek, perasaan kita tu sensitif banget, butuh curahan hati. Jadi mungkin tak ada salahnya kita mengeluh sedikit kepada orang-orang terdekat kita yang bener-bener menyayangi kita dan bisa memberi jalan keluar. Asalkan mengeluhnya jangan kebangetan, cukup sewajarnya aja...(hehe tapi kaya apa ya mengeluh yang sewajarnya itu?)
  • Eits aku malah lupa mengeluh pada Allah...Dialah Maha Penyayang..ya pada Dialah kita bisa mencurahkan hati kita.
  • Memahami, merasakan, memperbanyak syukur ^_^ Pengen deh jadi orang yang mudah bersyukur. Ya Allah maafkan Aya yang selama ini sering lupa untuk bersyukur padahal nikmatmu banyak sekali.




No comments:

Post a Comment