Tuesday, December 14, 2010

Tempat Pensil

"Ibu..Ibu..lihatlah tempat pensilku, penuh dengan pulpen berwarna pink dan alat tulis yang lain, " aku berkata dengan gaya bicara anak 5 tahun kepada ibu.

Ibu menanggapinya dengan bercanda, dengan reaksi menghadapi anak usia 5 tahun pula. Beberapa jam setelah kejadian itu, aku telang pulang ke Jogja. Sesampainya di kos, aku langsung memberi kabar kepada ibu kalau aku sudah sampai kos dengan selamat dan tidak kehujanan. Hujan turun setelah beberapa saat aku telah sampai di kos. Ibu lalu membalas smsku, berucap syukur karena aku telah sampai dengan selamat. Namun ada satu kalimat lagi yang membuatku tertawa.

"Dek tempat pensilmu ketinggalan di kamar ibu, makanya jangan pamer."

Aku tidak sedih tapi justru tertawa. Ibu bisa-bisa aja..Aku lalu membalasnya..

"Nggih boten napa-napa, tolong disimpenke mawon nggih^_^"

Dua hari kemudian, Dek Fitri datang ke kos untuk mengantarkan tempat pensil itu. Ternyata ibu repot-repot telah menitipkan pensil itu kepada Om Bambang. Om Bambang lalu menitipkannya kepada Dek Fitri dan malam itu diiringi hujan deras, dia mengantarkan ke kosku bersama Mbak Ema. Saya sungguh terkejut. kotak pensil ini hanya berisi alat tulis. Sementara waktu aku sudah membeli pulpen untuk menulis, tapi ternyata aku sudah merepotkan banyak orang karena merepotkan banyak orang.

Satu hari setelah bersama tempat pensilku, dia tiba-tiba mereganggkan nyawa alias putus alias rusak. Tutup tempat pensilku copot dan tidak bisa disatukan lagi. Oh tempat pensilku...

No comments:

Post a Comment