Wednesday, March 23, 2011

Kembalilah Gemak

Kurebahkan tubuhku di atas pembaringan kayu yang diam membisu di sudut kamarku. Terasa kenikmatan mengaliri tubuhku. Begitu banyak aktivitas yang telah kulalui hari ini. Sekarang kubisa mengobati letihku dengan merebahkan tubuhku menuju alam mimpi. Akupun mulai memejamkan dua bola kecil yang bertengger di wajahku. Namun baru sejenak kupejamkan, ponselku berdering tanda seseorang memanggil. Hatiku bertanya – tanya, siapa gerangan yang meneleponku larut malam begini ? Bergegas aku bangun mengambil ponsel kesayanganku ( ya ini benar – benar ponsel kesayanganku karena untuk mendapatkannya, aku harus menyisihkan uang sakuku ). Akupun menjawab panggilan itu.
          “ Assalamualaikum...”
          “ Waalaikumsalam..”
          “ Sinten nggih ?” ¹
          “ Niki Jaya, si manuk Gemak sing mbeling.” ²
          “ O..Si Gemak, wonten menapa?” ³
          “ Em...Aku habis kecelakaan..”, Gemak menjawabnya dengan bahasa Indonesia.
          “ Kecelakaan?Bagaimana ceritanya?”
“ Kemarin, tanpa sengaja aku menabrak tetanggaku sendiri sampai..sampai...
“ Sampai apa?”, tanyaku.
“ Sampai meninggal”, jawab Gemak dengan lesu.
“ Apa???”
“ Ya begitulah dan sekarang tangan kananku patah.”
“ Astagfirullah......”
“ Aku takut sekali, bayangan tentang kejadian itu selalu membayangiku, belum lagi rasa sakit yang menusuk – nusuk tanganku.”
“ Baiklah aku turut prihatin atas kejadian yang menimpamu. Lebih baik kamu istirahat dulu, sekarang sudah larut malam dan jangan lupa berdoa” , jawabku sambil dihantui rasa bimbang.
“ Terimakasih ya, aku sedikit lega bisa berbagi cerita denganmu.”
“ Wassalamualaikum...” , ucap Gemak mengakhiri pembicaraannya.
“Waalaikumsalam...” , aku membalas salamnya.
Kututup ponselku dan aku kembali menuju tempat tidurku. Kurebahkan tubuhku yang sudah letih ini. Namun mataku belum terpejam. Pikiranku masih menerawang jauh menuju pembicaraanku dengan Gemak barusan tadi. Sungguh aku sangat terkejut. Gemak temanku sejak SMP menabrak orang sampai meninggal? Tangan Gemak patah?
Lambat laun akupun terlelap.....
Esok harinya aku menjalankan aktivitasku seperti biasa. Kebetulan hari ini ada kegitan ekstrakurikuler sehingga menjadi penghalang untuk menjenguk Gemak. Hari – hari berikutnya aku juga belum sempat menjenguk Gemak. Setelah 4 hari kemudian, aku bersama teman – teman SMPku baru bisa menjenguk Gemak. Dia terbaring lemah. Mungkin dia masih terbebani oleh ketakutan dan kesakitan. Tak banyak yang kuperbincangkan. Hanya beberapa kalimat yang terucap, dan itupun terasa sumbang. Setelah dirasa cukup aku undur diri.
Perjalanan pulang, hatiku dikelilingi perasaan yang tidak menentu. Bagaimana tidak, ketika aku menjenguk Gemak, banyak tetangganya yang mengatakan bahwa Gemak kecelakaan karena dia kebut – kebutan di jalan. Benarkah begitu? Gemak memang agak nakal tapi apakah sampai sejauh itu? Hanya Dia & Gemak yang tahu.
Gemak jika kau membaca goresan penaku ini, aku ingin kau bisa kembali seperti yang dulu... Seorang bocah yang rajin memelihara burung gemak lalu menjualnya untuk kebutuhan sekolah..

No comments:

Post a Comment