Tuesday, March 1, 2011

Maafkan Kami Pak Dosen

Jam tangan merahku sudah menunjukkan pukul 14.55. Aku bergegas masuk ruang kuliah di lantai 3. Sesampainya di sana, sebagian besar teman-temanku sudah memenuhi ruangan. Tapi untungnya Pak Dosen belum datang. Akupun dengan lega memilih tempat duduk di bagian paling belakang ruangan…hihi…(biar bisa sambil baca novel gitu..)
Tak seberapa lama, Pak Dosen datang…Wah takut juga duduk paling belakang, nanti malah ditunjuk maju kedepan. Akhirnya aku dan teman-teman yang duduk di bagian belakang inisiatif maju ke barisan kedua dari depan. Biar aman gitu..hehe
Kukeluarkan buku dan materi yang sudah aku persiapkan beberapa hari sebelumnya untuk kuliah ini. Musyawarah sederhana juga sudah aku lakukan untuk membentuk kelompok. Daftar hadir bersampul biru diputar dan aku sudah tanda tangan kehadiran. Pak dosen masih duduk mempersiapkan segala sesuatu di meja dosen. Beliau mulai bicara, membuka kuliah sore ini…dan di sinilah awal kemarahan beliau..

“Ayo silahkan maju ke depan untuk mendiskusikan materi!” ucap beliau.
Kami semua hanya berbisik – bisik di belakang. Tidak ada yang berani maju ke depan. Kami hanya bertanya – tanya dalam benak kami, diskusi materi apa? Bagaimana? Kelompoknya siapa?dll
Gregetan dengan aksi diam kami, Pak Dosen bertanya lagi ;

“Kemarin sudah dibentuk kelompok bukan?Ayo sekarang maju diskusi!”
Tiba – tiba salah seorang temanku keceplosan ngomong, BELUM PAK!!!!

Gubrakk..jawaban temanku menaikkan pitam Pak Dosen.
“ Jadi kalian belum membuat kelompok?!?!?!!! Baiklah sekarang mari kita berdoa untuk mengakhiri kuliah ini!! Berdoa mulai…..selesai…

Pak Dosen lalu mengemasi barang-barangnya di atas meja. Beliau lalu meminta presensi yang baru diputar dengan kasar sambil bilang kita tidak perlu presensi lagi.

Deg…deg…. sebagian dari kami terdiam ketakutan, sebagian lagi menyalahkan temanku yang keceplosan berbicara, dan sebagian lainnya entah kutak tau ngomong apa. Aku sendiri terdiam ketakutan, sungguh hati ini langsung ciut kalau dimarahi….pengen nangis deh,…tapi kan malu masak nangis di kelas, nanti jadi tontonan teman-teman sekelas.
Kami lalu berunding bersama. Mencari jalan keluar agar Pak Dosen mau mengajar kuliah lagi. Namun sayang Pak Dosen sudah keburu pergi entah ke mana…. Kami mencari jalan lain…

Alhamdullillah berkat salah seorang temanku yang melobi, Pak Dosen mau mengajar kuliah lagi…^_^

Maafkan kami Pak Dosen….








No comments:

Post a Comment