Wednesday, March 23, 2011

Tamasya ke Poli Bedah Rs Sardjito Part I

Jumat pagi, hari yang indah di semester ini (bisa buat malas-malasan gitu deh…kan tidak ada kuliah)
Namun ternyata aku tidak boleh malas-malasan di Jumat pagi ini.  Aku akan mengantar Tian ke rumah sakit. Sembilan hari yang lalu dia habis menjalani operasi keloid, sejenis pengangkatan daging tumbuh. Kini saatnya jahitan bekas operasi tersebut dibuka.
Pukul 06.40 aku berangkat menuju kost Tian. Sepuluh menit kemudian kami berdua berangkat ke Rumah Sakit Sardjito. Alhmadullillah tak sampai 20 menit, kami sampai di sana. Wuih…parkiran motor sudah penuh, agak susah juga mencari tempat yang kosong. Hehe…kami mendapat pertolongan mas-mas tukang parkir. Urusan parkir selesai, kami lalu berjalan menuju tempat pendaftaran dengan menggunakan ASKES.
“Gile Cahayak, kok udah banyak banget orang di sini” kata Tian temanku.
Sambil mendengarkan keluhannya, aku lalu mengajaknya ke bagian pendaftaran. Hihi…Tian dapat nomor antri 187. Dia tambah syokkk… Kami lalu mencari tempat duduk untuk menunggu antrian. Sepuluh menit menunggu, petugas pendaftaran belum memulai memanggil nomor antrian. Setengah jam menunggu, petugas baru mulai memanggil nomor antrian. Satu jam menunggu, baru sampai antrian no 30. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari sarapan dulu. Makanan di pinggir jalan Rs Sardjito menjadi sasarannya. Tian makan nasi dan diriku makan roti. Sebelum berangkat saya sudah sarapan di kost, jadi masih kenyang. Lalu Tian memaksaku membelikanku roti untuk mengganti sarapanku. Makasih ya Tian…
Alhamdullillah kenyang….
Kami kembali ke ruang pendaftaran. Wuiss, masih nomor antrian 100. Berarti masih 87 orang lagi. Sabar..saat itu pasti datang^_^ Dan benar saja setelah 2 jam menunggu, tepatnya pada pukul 10.05 penantian antrian nomor 187 benar-benar datang. Nama Tian dipanggil oleh petugas pendaftaran. Tapi sayang masih ada rangkaian perjalanan yang lain. Kami harus antri membayar kartu pasien di loket bank. Setelah itu kami lalu menuju poli bedah untuk menjalani pemeriksaan. Kami sempat tersesat di jalan^_^
Poli bedah merupakan salah satu dari banyak poli yang disediakan di rumah sakit ini. Poli yang lain di antaranya poli kulit, THT, kandungan, jantung, penyakit dalam, dsb. Kebetulan untuk kasus Tian, dia masuk di bawah penanganan poli bedah. Setelah mengurus admisnistrasi di poli ini, kami disuruh menunggu di depan kamar bedah umum. Nah ketika menunggu di depan kamar bedah, Tian mulai panik.
 “Haduh Cahayak, aku takut nih…”
“Cahayak nanti sakit tidak ya??”
Dengan berlagak bijaksana dan keibuan, aku berusaha menenangkan Tian.
“Jangan takut Tian, tidak sakit kok, kan nanti dibius,” hiburku…
(dalam hati malu juga kalau ingat aku jaman dulu pas sakit terus mau diambil darahnya aja nangis njerit-njerit, sampai dipegangi 3 perawat, sampai tangan perawatnya aku gigit lho..hihi)
Untungnya kegugupan Tian bisa terkendali. Karena aku berhasil menghiburnya??? SALAH….Dia sudah tidak gugup karena perhatiannya teralihkan oleh dokter-dokter muda nan ganteng yang sliwar-sliwer di depan kami.Hehe…
 “Ya ampun Cahayak, dokter yang itu cakep bangett. Eh yang itu juga cakep..yang itu juga…bla..bla..bla…”
Aku tertawa sendiri melihat tingkah lucu Tian. Tian memang termasuk ke dalam juara 3 besar anak paling lucu di kelas bersama Oktri dan Tika. Baguslah.....Tian sudah tidak takut lagi. Tak lama kemudian, nama Tian dipanggil ke dalam ruangan. Aku ikut masuk menemaninya..
Apa yang dikeluhkan Mbak?,” tanya dokter misterius itu (maklum pake masker tidak keliatan mukanya)
“Ini Dok, saya mau buka jahitan bekas operasi keloid.”
“Coba saya cek dulu,” kata dokter itu sambil mempersilahkan kami masuk ke kamar penanganan pasien.
Dokter itu lalu memeriksa bekas luka jahitan Tian. Saya juga baru liat luka Tian pada saat itu juga. Sungguh ngeri melihatnya, jahitannya cukup panjang..Tiba – tiba seorang dokter yang lebih tua atau mungkin perawat datang ikut melihat. “Wah ini sudah bisa diambil jahitannya,” kata beliau. Dokter yang satu hanya diam saja.
Kami lalu dipersilahkan duduk kembali di ruang periksa. Dokter itu lalu bertanya-tanya lagi kepada Tian tentang lukanya; kapan operasinya, operasi di mana, siapa yang mengoperasi, kapan harus buka jahitan, dll. Dokter itu belum bisa memutuskan bisa dibuka jahitannya atau belum. Dokter itu kelihatan bingung, hehe…Dokter itu lalu menelepon temannya dan menanyakan hal itu. Akhirnya didapat jawaban kalau jahitannya belum bisa dibuka, masih harus menunggu sampai kering. Kamipun pulang dengan lesu…hiks..hiks…









1 comment: